-->

sosial media

Friday, 3 March 2017

Pendidikan Agama Kristen (PAK)



Pendidikan Agama Kristen (PAK)
I.                   Pendahuluan
            Pendidikan Agama Kristen merupakan sebuah pendidikan yang memiliki dasar ialah Alkitab dan segala yang diajarkan merupakan sebuah refleksi dari Alkitab itu sendiri. Pada makalah ini saya akan mencoba membahas lebih dalam tentang Pendidikan Agama Kristen itu sendiri, apa sebenarnya Pendidikan Agama Kristen itu sampai kepada kepada apa yang dapat saya simpulkan dari tiap pembahasan yang telah saya bahas.
II.                Pembahasan
2.1.Pengertian Pendidikan Agama Kristen (PAK)
            Secara etimologi kata PAK berasal dari bahasa Yunani yaitu Paedagogis yang artinya kegiatan untuk membimbing. Dalam KBBI juga dikatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku. PAK adalah salah satu dari tugas gereja.PAK itu adalah pendidikan yang seharusnya ditanggung dan dilaksanakan oleh gereja itu sendiri. PAK tidak lain dan tidak bukan adalah suatu pemberian dan amanat Tuhan sendiri kepada jemaat-Nya.[1] Pendidikan Agama Kristen juga diartikan pemupukan akal orang-orang percaya dan anak-anak mereka dengan firman Allah dibawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja sehingga didalam mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang berkesinambungan semakin mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus berupa tindakan kasih terhadap sesamanya.[2]Pendidikan Agama Kristen adalah suatu usaha untuk mempersiapkan manusia untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan agama Kristen itu sendiri. Pendidikan Agama Kristen berfungsi untuk menumbuhkan sikap dan perilaku manusia berdasarkan iman Kristen dalam kehidupan sehari-hari, serta menyampaikan pengetahuan tentang pendidikan Kristen dengan tujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan agar manusia dapat mengetahui apa yang baik dan yang buruk.[3] Robert W.Pazmino mendefinisikan Pendidikan Kristen sebagai usaha sengaja dan sistematis, ditopang oleh upaya rohani dan manusiawi untuk mentransmisikan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan, dan reformasi pribadi-pribadi, kelompok, bahan struktur oleh kuasa Roh Kudus sehingga peserta didik hidup sesuai kehendak Allah sebagaimana dinyatakan Alkitab, terutama dalam Yesus Kristus.[4]
2.2.Latar Belakang Pendidikan Agama Kristen (PAK)[5]
2.2.1.      Berita Alkitab
2.2.1.1.Dalam Kitab Perjanjian Lama
           Kitab Kejadian menjelaskan bahwa Tuhan Allah tidak membiarkan manusia menjadi rusak meskipun Tuhan telah menjatuhkan hukuman pada manusia atas kesalahan dan dosanya.Itu berarti kasih dan panjang sabar Tuhan Allah tidak berkesudahan. Setelah manusia jatuh dalam dosa, Tuhan Allah segera memberikan perjanjian akan keselamatan dengan cara mengirim juruselamat (Kejadian 3:15). Istilah yang dipakai dalam Perjanjian Lama tentang juruselamat itu adalah mesias yang secara harafiah berarti yang diurapi dan disahkan. Dari kejadian sampai Maleakhi, penuh dengan pengharapan akan datangnya mesias.
2.2.1.2.Dalam Kitab Perjanjian Baru
            Kesaksian melalui tulisan-tulisan dalam perjanjian Lama dinyatakan dalam perjanjian Baru. itulah sebabnya hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak dapat dipisahkan. Perjanjian Lama merupakan janji, sedangkan Perjanjian Baru merupakan realisasi janji tersebut. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, merupakan kesatuan dalam pemberitaan dan saling terkait.
2.2.2.      Kelahiran Yesus Kristus dan Masa Kanak-Kanak-Nya
         Matius menggunakan istilah “penggenapan” dalam injil yang ditulisnya (Matius 5:22, 2:15, 17:23, 4:14,8:17, 13:25, 12:12, 21:4, 26:56, 27:9).Kedatangan Kristus merupakan suasana baru sebab dengan itu Allah menggenapi perjanjian-Nya kepada umat manusia.Injil Lukas menerangkan secara rinci persiapan kelahiran Yesus Kristus Juruselamat Dunia.Waktu kelahiran-Nya berlangsung seperti yang telah dicatat oleh Lukas.
         Masa kanak-kanak dan masa muda Yesus tidak dijelaskan secara terperinci dalam Perjanjian Baru.kesaksianMatius dan Lukas mengatakan bahwa sebagai manusia sepenuhnya. Ketika Yesus mengikuti perayaan paskah pada usia 12 tahun dan berdiskusi dengan para tokoh agama Yahudi dan para ahli taurat di Bait Suci (Lukas 2:41-52), Dia menunjukkan bukti bahwa Dia sangat menguasai isi Taurat atau Perjanjian Lama.
2.2.3.      Pekerjaan Yesus Kristus
2.2.3.1.   Pembaptisan-Nya (Matius 3:13-17; Markus 1:9-11; Lukas 3:21-22;                                 Yohanes 1:29-34)
         Baptisan Yesus mempunyai dua arti.Pertama, untuk memenuhi semua kebenaran.Baptis adalah tanda pembasuhan dosa.Kedua, sebagai penahbisan menjadi Nabi, Iman, dan Raja.Mulai saat itu jelas bagi Yohanes pembaptis bahwa Yesus adalah Mesias atau Almasih.Itulah sebabnya Yohanes pembaptis segera menunjukkan kepada banyak orang (Yohanes 1:36).
2.2.3.2.Pencobaan-Nya (Matius 4:1-11; Markus 1:12-13; Lukas 4:1-13)
         Godaan ini sangat penting karena dua alasan.Pertama, bagi iblis, ia ingin mencoba mengalahkan Yesus dengan jalan promi atau damai. Kedua, bagi Yesus, pada permulaan pelayanan-Nya sudah harus jelas bahwa Yesus menang dari iblis.
2.2.3.3.Mengumpulkan para murid (Matius 4:18-22, 10:1-4; Markus 1:16-20; Lukas 5:1-11; Yohanes 1:35-51)
         Para murid dipanggil dan dikumpulkan untuk mempersiapkan mereka dalam melakukan Misi Kerajaan Allah dalam rangka merealisasikan perjanjian keselamatan Allah bagi dunia ini.Semua murid ini mula-mula diutus untuk menginjili orang Israel atau Yahudi, tetapi kemudian mereka menginjili orang-orang non-Yahudi dan seluruh bangsa.Jumlah 12 ini mengingatkan pada jumlah suku Israel dan dapat digambarkan sebagai Bapa Rohani orang-orang percaya.
2.2.3.4.Mukjizat yang menyertai Yesus ketika melakukan pekerjaan-Nya
         Mujizat itu antara lain mengubah air menjadi anggur pada perjamuan kawin di desa Kana (Yohanes 2:1-11) dengan makna bahwa Tuhan Yesus dapat mengubah dunia yang kacau karena kutuk Allah menjadi baik; menyembuhkan orang lumpuh (Lukas 7:17-26),menyembuhkan orang sakit kusta (Matius 8:1-4), dan lain-lain. Mukjizat ini menjadikan orang yakin bahwa Yesus adalah Nabi yang telah lama dinantikan untuk membebaskan mereka dari penjajahan.
2.3.Munculnya Pendidikan Agama Kristen (PAK)
         PAK berpangkal pada persekutuan umat Tuhan dalam Perjanjian Lama.[6]Bangsa Yahudi adalah bangsa yang kecil, tetapi kuat; sedikit, tetapi menyebar keseluruh dunia; menyebar, tetapi kemurnian mereka terjaga.Mereka merupakan penganut agama Yudaisme yang mementingkan ketaatan kepada hokum Agama.pendidikan menjadi bagian utama dan terpenting dalam budaya Yahudi. Objek utama dalam pendidikan adalah mempelajari Taurat.Allah menggunakan Taurat sebagai media pengajaran-Nya; pertama-tama Allah memperkenalkan diri-Nya, menyatakan pekerjaan yang dia lakukan, kemudian mengarahkan pengajaran-Nya kepada hubungan Allah dengan manusia sebagai umat-Nya, serta manusia dengan manusia selaku umat yang telah dibebaskan dan diselamatkan.[7] Dalam Perjanjian Lama, pribadi yang termasuk pengajar adalah Allah sendiri, para Nabi, Hakim dan pemimpin lainnya. Sebagai sumber dasar dan prinsip kehidupan Kristiani, Alkitab menjelaskan bahwa dalam membimbing manusia untuk lebih mengenal Dia, Allah telah berperan sebagai pendidik.
         Oleh karena Yesus diakui sebagai guru Agung, semua pembahasan tentang pendidikan agama dalam perjanjian Baru sepatutnya dimulai dengan pribadi Yesus sendiri.
2.4.Tokoh-Tokoh Pendidikan Agama Kristen (PAK)[8]
2.4.1.Clementus (150-215 M)
         Clementus lahir di kota Atena dan meninggal di Palestina. Gagasan-gagasan pokok di bidang pendidikan agama Kristen yang dijelaskan Clementus terdapat dalam tiga karya, yaitu, Protepikos (nasihat yang disampaikan kepada kaum kafir), Paidagogos (Sang pendidik, yaitu Kristus) dan Stomateis (Bunga Rampai). Menurut Clementus, sang pengajar yang memainkan peranan paling utama dalam Pendidikan Agama Kristen bukan seseorang yang berdiri di depan kelas, siapa pun dia. Pendidik pokok adalah Firman Allah, yaitu Kristus. Yang dimaksud ialah bahwa Tuhan yang kita kenal dalam Yesus dari Nazaret itu, memanfaatkan baik kemampuan guru insane maupun pengetahuan-Nya. Sebagai Guru, Firman itu menjelaskan serta menyatakan bahwa takut akan Tuhan, mengajar kita dalam pelayanan Allah, mendidik kita dalam pengetahuan kebenaran, dan membimbing dengan jalan yang menuju langsung kesorga. Semua orang menganggap Allah betul-betul Bapa mereka adalah pelajar yang tercakup dalam istilah “anak-anak”. Satu-satunya syarat tidak lain dari pada kemauan untuk diajar. Tujuan PAK, Clementus ingin menghasilkan seorang Kristen yang mewujudkan dalam diri pribadinya sifat yang paling kaya yang berasal dari Injil Kristus dan dari kebudayaan Yunani.
2.4.2.Origenes (185-224)
         Origenes menghargai filsafat sebagai alat untuk menolong orang-orang menjernihkan pemikiran. Origenes menerima gagasan tentang kedua tingkat kenyataan, yaitu kenyataan duniawi yang selalu berubah dan kenyataan rohani yang sama selamanya. Bagi Origenes akal manusia mempunyai kemungkinan yang teramat kaya-raya.Ia yakin bahwa kemampuan daya berpikir manusia juga terbatas. Itulah sebabnya mengapa manusia memerlukan penyataan dari Allah melalui Alkitab dan Yesus Kristus. Dengan landasan kuat itu ia mengarahkan seluruh kesanggupannya untuk memahami amanat alkitabiah itu. Ia menarik kesimpulan bahwa hanya orang yang mengenal diri sendiri sebenarnya mempunyai dasar untuk membedakan tindakan yang memperkaya kehidupan dari yang lain, yang hanya merugikan. Dalam diri Origenes, suatu kepribadian yang manis, sabar dan yang pasti menikmati pengenalan belajar-mengajar. 
2.4.3.Hieronimus (345-420)
         Pendidikan  Agama Kristen yang digariskannya bagi anak permpuan yang bernama Paula, terdiri dari semacam rancangan untuk menentukan isi seluruh lingkungan pengalamannya. Alasannya amat jelas dan tepat: Kita selalu bersedia meniru apa saja yang buruk, dan sesuatu yang salah serta merta kita pelajari. Tujuan yaitu mendidik “jiwa” paula sehingga menjadi bait Tuhan.
2.4.4.Yohanes Chrysostomus (347-407)
         Pendidik gereja ini lahir pada tahun 347 di kota Antiokhia, di kemudian hari ia digelari Chrysostomus, artinya “Mulut Kencana”  dan “Maha Guru di Dunia”. Pendapat nya tentang tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah menjadi seorang olahragawan bagi Kristus.Seorang Kristem wajib dididik di bawah pengawasan/bimbingan yang tegas. Meskipun Chrysostomus sendiri lebih cenderung pada gaya hidup seorang biarawan, namun ia sadar bahwa kebanyakan orang tidaklah seperti dia.
2.4.5.Augustinus (354-430)
         Aurelius Augustinus, seorang teolog yang dihormati, baik oleh Gereja Katolik Roma maupun Protestan, lahir di Afrika Utara.Augustinus adalah tokoh raksasa pertama dalam sejarah gereja yang diubah secara mendalam oleh Surat Roma itu.Ia bermaksud belajar, mengajar dan mengarang, tetapi rencana hidup itu diubah. Pemikiran Augustinus tentang pendidikan berakar dalam refleksinya sebagai seorang Kristen atas pendidikan yang ia alami dulu. Tujuan pendidikan  dapat disusun dengan kata-kat berikut: Tujuan pendidikan kristiani ialah menhantar para pelajar untuk memupuk kehidupan rohani, membukakan diri kepada Firman Tuhan, memperoleh pengetahuan tentang perbuatan Allah yang dilaporkan dalam Alkitab dan bacan lainnya, agar dengan demikian mereka mengalami hikmat, suatu pengalaman yang didalamnya terkandung kesalehan, persekuatuan dengan Allah, kebahagian pribadi, pengetahuan dan pengertian serta kemampuan untuk hidup sebagai warga gereja dalam suatu masyarakat umum.
2.5. Tujuan Pendidikan Agama Kristen
         Para pendidik adalah orang-orang dengan tujuannya masing-masing, dan tujuan-tujuan dan harapan-harapan bersama kitalah yang dapat ditempatkan sebagai tujuan umum kegiatan pendidikan Agama Kristen.Tak perlu ragu bahwa tujuan kita harus dipilih dengan sengaja dan diingat terus-menerus baik untuk membentuk maupun mengevaluasi praktik mereka.Penulis menegaskan bahwa tradisi iman Kristen itu sendiri menunjukkan tujuan mendidik didalamnya, dan tujuan yang demikian adalah tujuan bersama yang dapat kita cita-citakan.Tujuan pendidikan agama Kristen adalah untuk memampukan orang-orang hidup sebagai orang-orang Kristen, yakni hidup sesuai iman Kristen.Iman Kristen yang hidup kelihatannya telah menjadi tujuan pendidikan agama Kristen sejak orang-orang Kristen pertama merespon perintah Yesus.[9]Tujuan dari Pendidikan Agama Kristen adalah untuk mengajak, membantu atau menolong, menghantar seseorang mengenal kasih Allah yang nyata dalam Yesus Kristus, sehingga dengan pimpinan Roh Kudus ia datang kedalam persekutuan yang hidup dengan Tuhan. Hal tersebut dinyatakan dalam kasihnya terhadap Allah, yang dihayati dalam hidupnya sehari-hari, baik dengan kata-kata maupun perbuatan selaku anggota tubuh Kristus.[10] Tujuan PAK secara Umum adalah untuk mengembangkan semua bakat murid agar ia hidup merdeka terlepas dari ketergantungannya pada prakarsa orang lain atau tempatnya yang yang khusus dalam masyarakat.[11]
2.6. Metode-metode dalam Pendidikan Agama Kristen (PAK)
2.6.1.Metode yang digunakan dalam pengajaran kepada anak
2.6.1.1.Pengajaran Melalui Ekspresi
         Dalam metode ini, anak turut serta melakukan bahan pengajaran, bukan hanya mendengar atau melihat namun kesan yang terdalam adalah melaksanakannya.
2.6.1.2.Metode Dengan Alat Peraga
         Alat peraga yaitu alat bantu (pelengkap) yang dipergunakan Guru dan murid dalam proses belajar mengajar.Hal ini berguna untuk pengajaran yang lebih produktif.[12]
2.6.1.3.Metode Pantomim
         Murid-murid bermain sandiwara, hanya tidak berbicara. Guru dan murid yang lain membawakan cerita dan para pemain membawakan peranan mereka.
2.6.1.4.Percakapan
         Metode ini merupakan pertukaran  pembicaraan tentang hal-hal yang menarik kedua belah pihak dalam pembicaraan. Anak suka bercakap-cakap tentang pengalaman atau hal-hal yang sedang ia pelajari.[13]
2.6.2.Metode yang digunakan dalam pengajaran orang dewasa muda
2.6.2.1.Metode diskusi
         Diskusi merupakan suatu kegiatan kelompok yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah supaya mendapatkan pengertian yang lebih jelas, lebih teliti dengan sesuatu keputusan bersama. Di dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan suara sehingga seluruh kelompok mendapat pemahaman yang sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan.[14]
2.6.2.2.Metode Tanya Jawab
         Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara pengajar dan orang dewasa.
2.6.2.3.Metode Komunikasi Mulut
         Metode komunikasi adalah sebuah dasar untuk mengajar orang dewasa.
2.6.2.4.Metode Menulis
         Orang dewasa akan merespon dengan baik bahwa menuliskan ringkasan bahan Alkitab atau refleksi bahan Alkitab itu.
2.6.2.5.Metode Demonstrasi
         Metode ini merupakan suatu metode mengajar yang memperhatikan bagaimana proses terjadinya sesuatu. Metode ini dapat dilakukan oleh guru atau orang lain.
2.6.3.Dewasa Lanjut Usia
2.6.3.1.Metode Wawancara
         Metode ini jauh beda dengan metode diskusi karena metode ini anggota kelompok lebih banyak memberikan informasi atau gagasan dari pada pemimpin kelompok. Dengan metode ini anggota diberikan kesempatan untuk membahas pokok bahasan dan menanggapinya.Keberhasilan tergantung pada pernyataan yang baik.
2.6.3.2.Simposium
         Dalam Simposium disajikan banyak pandangan dari suatu objek utama, membantu untuk mengungkapkan semua aspek dari topik yang diberikan dihadapan peserta.[15]
2.6.3.3.Film and Slide
         Film dan Slide adalah alat bantu yang memiliki kesamaan dalam hal menggunakan transparansi (Film) yang diproyeksikan pada sebuah layar agar dapat dilihat. Fungsi dalam metode ini adalah menarik perhatian.
2.6.3.4.Metode Ceramah
         Metode ceramah adalah metode yang dilakukan pengajar dalam menyampaikan bahan pengajaran di dalam kelas secara lisan.Metode ini dipakai untuk menyampaikan informasi, gagasan dan alias, penjelasan, atau suatu masalah.
2.7.Pelaku Pendidikan Agama Kristen
2.7.1.Pengajar
         Rasul Paulus dalam surat Efesus mengakui bahwa Allah sendiri yang memberikan bagi gereja-Nya para pejabat khusus, termasuk para pengajar untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan demi pertumbuhan dari tiap anggota dan tubuh Kristus secara bersama-sama.Keterlibatan pendeta dan kaum awam sebagai pengajar juga bagian yang tidak dapat terpisahkan sebagai pelaku dalam pembinaan di jemaat.Pendeta dan kaum awam dapat menjalankan tugas pengajaran di jemaat berdasarkan pengidentifikasian prioritas-prioritas dalam pelayanan rohani dan misi gereja Tuhan untuk memperlengkapi seluruh anggota tubuh Kristus.
2.7.2.Pelajar
         Dari sudut pengertian istilah katekisasi dalam gereja, pelajar dibagi dua kelompok, yaitu orang dewasa dan anak-anak.Alasan gereja mengajar dan melaksanakan katekisasi untuk anak-anak adalah karena alasan janji orangtua untuk mendidik anak-anak mereka dalam ajaran Kristen agar mampu mencari sendiri dan mengikut Yesus.[16]

III.       Kesimpulan
         Dari pembahasan yang telah saya paparkan diatas dapat saya simpulkan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah ilmu yang mendidik pelajar untuk menjadi yang lebih baik dalam menjalani kehidupan ini dan kehidupannya mengarah kepada hal-hal yang Alkitabiah dan menjadikan Yesus sebagai Guru besar dalam kehidupan si pelajar. Dalampenerapan Pendidikan Agama Kristen juga ada banyak hal yang harus diperhatikan artinya banyak faktor yang harus diperhatikan dalam PAK ini sebagai contoh kepada siapa PAK ini diajarkan dan apa metode yang pas sehingga dengan memperhatikan hal tersebut tujuan PAK tadi dapat tercapai.

IV.        Daftar Pustaka
G. Homrighausen,E, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008
R. Robert, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen dari Plato sampai I,Loyola, Jakarta : BPK-GM, 2006
Winatasahirin, Identitas dan ciri khas pendidikan Kristen, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003
Simanjuntak, Junihot, Filsafat Pendidikan dan Pendidikan Kristen, Yoyakarta: ANDI, 2013
M. Drie S.R,  Brotosudarmo, Pendidikan Agama Kristen untuk perguruan tinggi, Yogyakarta: ANDI, 2008
 G. Homrighausen. E, & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987
Dosen-dosen STT-HKBP dan FKIP Nomensen Pematang Siantar (L.Tarigan DKK), Pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 1994
Groome, Thomas H. Groome, Christian Religious Education, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010
Nuhamara, Daniel , Pembimbing Pendidikan Agama Kristen, Bandung: Jurnal Info Medan,2009
Stefanus, Daniel ,Sejarah PAK Tokoh-tokoh besar PAK, Bandung: Bina Media Informasi, 2009
Gultom Rida ,PAK Kepada anak-anak, Medan: Mitra, 2011
Baltner , Doris,Metode Mengajar anak-anak sekolah minggu, Bandung: IKAPI, 2006
Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa (dari tepri hingga aplikasi), Jakarta: Bumi Aksara,2009



[1] Homrighausen,E.G, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 20-21.
[2]Robert R. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen dari Plato sampai I,Loyola,(Jakarta : BPK-GM,2006),413.
[3] Winatasahirin, Identitas dan ciri khas pendidikan Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003),153.
[4] Junihot Simanjuntak, Filsafat Pendidikan dan Pendidikan Kristen, (Yoyakarta: ANDI, 2013), 68.
[5] R.M. Drie S. Brotosudarmo, Pendidikan Agama Kristen untuk perguruan tinggi, (Yogyakarta: ANDI, 2008),38-46.
[6] E.G. Homrighausen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1987),12.
[7] Dosen-dosen STT-HKBP dan FKIP Nomensen Pematang Siantar (L.Tarigan DKK), Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 11994),21-22.
[8] Robert R. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen dari Plato sampai I,Loyola,(Jakarta : BPK-GM,1991),103-127.

[9] Thomas H. Groome, Christian Religious Education, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2010),47-48.
[10] Daniel Nuhamara, Pembimbing Pendidikan Agama Kristen, (Bandung: Jurnal Info Medan,2009),31.
[11] Daniel Stefanus, Sejarah PAK Tokoh-tokoh besar PAK, (Bandung: Bina Media Informasi, 2009),103.
[12] Rida Gultom, PAK Kepada anak-anak, (Medan: Mitra, 2011),54-55.
[13] Doris Baltner, Metode Mengajar anak-anak sekolah minggu, (Bandung: IKAPI,2006),26-29.
[14] Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa (dari tepri hingga aplikasi), (Jakarta: Bumi Aksara,2009),96-101.
[15]Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa (dari tepri hingga aplikasi), (Jakarta: Bumi Aksara,2009),89-90.
[16] Junihot Simanjuntak, Filsafat Pendidikan dan Pendidikan Kristen, (Yoyakarta: ANDI, 2013), 128-130.

Tags :

BPPPWG MENARA KRISTEN

KOMITMEN DALAM MELAYANI

PRO DEO ET EIUS CREATURAM

  • PRO DEO ET EIUS CREATURAM
  • COGITARE MAGNUM ET SOULFUK MAGNUM
  • ORA ET LABORA

INFORMASI KEPALA BPPPWG MENARA KRISTEN
  • : Pdt Hendra C Manullang
  • : P.Siantar - Sumatera Utara - Indonesia
  • : crisvinh@gmail.com
  • : menarakristen@gmail.com
/UMUM

4 Reviews:

  1. Terima Kasih, Tuhan Yesus Memberkati. postingannya sangat membantu dan menambah wawasan tentang PAK

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih,Kiranya selalu diberikan kesehatan

      Delete

Tedbree Logo
BPPPWG Menara Kristen Silakan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim